BISNIS

6 Kecelakaan Kereta Api Terbesar di Indonesia, Korban Jiwa Ratusan

 


Kecelakaan kereta api kembali terjadi di Indonesia. Kecelakaan melibatkan Kereta Api (KA) Turangga dan Kereta Commuterline pada Jumat (5/1/2024) pagi sekitar pukul 06.03 WIB.

Kecelakaan terjadi di Kampung Babakan DKA, Jawa Barat. Hingga Jumat pukul 11:50 WIB dilaporkan kecelakaann menelan empat korban jiwa. Mereka adalah Masinis, Asisten Masinis, dan Pramugara dari

Tidak ada korban jiwa yang menimpa penumpang. Dari total penumpang KA Turangga sebanyak 287 orang dan KA Commuterline sebanyak 191 penumpang, ada sekitar 22 penumpang yang luka ringan dan telah dibawa ke Rumah Sakit terdekat, untuk mendapat perawatan.

Sebelum ini, kecelakaan juga terjadi saat 
Kereta Api (KA) 121 Brantas relasi Pasar Senen-Blitar mengalami kecelakaan pada 18 Juli 2023.

Saat itu, KAI Brantas menabrak truk tronton diJPL 6 Km 1+523 petak jalan Jerakah-Semarang Poncol. Kecelakaan juga mengakibatkan kebakaran yang cukup parah di badan kereta.

Dua insiden yang berselisih kurang dari enam bulan ini cukup mengagetkan mengingat jumlah kecelakaan kereta api di Indonesia terbilang jarang dalam beberapa tahun terakhir.

Merujuk data Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretapian Kementerian Perhubungan, jumlah kecelakaan kereta api jauh menurun dibandingkan periode awal 2000an.

Jumlah kecelakaan kereta api pada 2007 masih mencapai 139 kemudian naik menjadi 126 pada 2008. Kecelakaan menurun drastis dalam empat tahun terakhir. Rata-rata kecelakaan kereta api pada 2019-2022 hanya 13,75.

Korban meninggal akibat kecelakaan kereta api juga turun drastis dari 45 jiwa pada 2008 menjadi 0 pada periode 2019-2022.

Kecelakaan kereta api dalam empat tahun terakhir didominasi oleh insiden anjlok.

Merujuk data Ditjen Perkeretapian, jenis kecelakaan kereta api dibagi menjadi lima kategori yakni tabrakan dengan kereta lain, anjlokan, terguling, banjir/longsor, dan lainnya.
Dari 55 kecelakaan kereta api pada 2019-2022, sebanyak satu kecelakaan adalah insiden tabrakan dengan kereta lain, satu kali terguling, dan satu karena banjir/longsor.
Selebihnya kecelakaan tersebut adalah insiden anjlok.

Jatuhnya empat korban tewas pada kecelakaan kereta hari ini menjadi yang pertama sejak 2017.

Indonesia sendiri pernah beberapa kali mengalami insiden parah terkait kereta api:

1. Kecelakaan Kereta Api Padang Panjang, 22 Desember 1944

Kecelakaan menyebabkan 200 orang tewas serta 250 orang lain luka-luka dalam kecelakaan di Singgalang Kariang, Padang Panjang (sekarang di lokasi rest area Lembah Anai, Sumbar) yang memang cukup terjal sehingga rawan kecelakaan.

Kecelakaan disebabkan rem blong sehingga terjadi slip roda lokomotif hingga keluar rel.

2. Tragedi Bintaro, 19 Oktober 1987

Sebanyak 156 orang tewas dan 300 orang terluka dalam kecelakaan kereta api di Pondok Betung, Bintaro. Tabrakan yang juga dikenal dengan Tragedi Bintaro itu merupakan adu kepala kereta dalam kecepatan tinggi yaitu antara KA 220 Patas Merak dan KA lokal 225.

KA Rangkas membawa tujuh rangkaian gerbong dan bergerak dari Tanah Abang menuju Merak. Sementara itu, KA Merak bergerak menuju Tanah Abang dari Rangkasbitung.
Kedua kereta meluncur dengan cepat dan saling bertabrakan pada pukul 06:45 WIB.
Jumlah korban sangat besar mengingat kereta sangat penuh hingga penumpang banyak yang bergelantungan.

3. Kecelakaan kereta api uap Bumel, 20 September 1968
Kecelakaan terjadi di desa Ratu Jaya, Depok, Jawa Barat, yang dekat dengan Stasiun Citayam.
Insiden terjadi karena tabrakan antara kereta api uap Bumel dengan kereta api cepat berlokomotif diesel modern.

Sebanyak 116 orang tewas sementara puluhan orang lainnya mengalami luka baik ringan maupun berat.

4. Kecelakaan kereta api di Brebes, 25 Desember 2001
Merujuk data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kecelakaan terjadi pada 25 Desember 2001 sekitar jam 04.33 WIB.

Sebanyak 31 orang tewas dalam kecelakaan tersebut sementara 51 lainnya mengalami luka berat.

Kereta Api 146 menabrak Kereta Api 153 Gaya Baru Malam Selatan yang sedang menunggu bersilangan di sepur 3 emplasemen stasiun Ketanggungan Barat. Kereta Api 146 berangkat dari stasiun Kejaksan Cirebon pada jam 03:36 dengan mengalami keterlambatan 2 jam 30 menit dari jadwal yang seharusnya.
Tabrakan tersebut terjadi dikarenakan KA 146 melanggar sinyal masuk stasiun Ketanggungan Barat yang beraspek merah (tanda bahwa kereta harus berhenti).

5. Kecelakaan KRL di Ratu Jaya Depok, 2 November 1993

Sebanyak 20 orang meninggal dan 100 orang terluka dalam kecelakaan Kereta Rel Listrik (KRL) Ratu Jaya Depok.
Kecelakaan bermula dari kesalahan informasi antara antara petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) di pemberangkatan Stasiun Depok Lama dan Stasiun Citayam.

Petugas memberangkatkan KRL dari Depok Lama tanpa memberitahu kepada petugas di Citayam. Petugas di Citayam memberangkatkan KRL sehingga dua kereta yang berlawanan arahpun saling bertabrakan.
Sebagai catatan, kereta pada tahun masih menggunakan jalur tunggal.

6. Insiden tumburan KA Kertajaya dengan KA Sembrani pada 14 April 2006

Sebanyak 14 orang tewas dalam kecelakaan KA Kertajaya yang bertabrakan dengan KA Sembrani di Stasiun Gubug, Grobogan (Jateng).
Merujuk data KNKTtumburan terjadi antara KA 150 Kertajaya dengan KA 40 Sembrani di wesel empat di sebelah Timur stasiun Gubug pada jam 02:10 WIB.

Pada jam 02.10 WIB, KA 40 Sembrani dengan kecepatan normal sekitar 70 Km/jam masuk dari arah Semarang. Masinis melihat jalurnya terhalang (tidak bebas) dan beraksi melakukan pengereman darurat (emergency brake) kemudian menunduk. Lokomotif KA 40 menabrak KA 150 yang sedang berusaha berjalan mundur.
Tabrakan terjadi pada lokasi wesel. Lokomotif KA Sembrani menabrak lokomotif KA Kertajaya. Akibat insiden tersebut, lokomotif KA Sembrani berikut tiga keretanya terguling di sawah sebelah selatan rel (arah kanan dari datangnya kereta), dan dua kereta lainnya anjlok.

Posting Komentar

0 Komentar