BISNIS

Stunting: Sebuah Akar Masalah

 


Semoga hari ini semangatnya penuh dan selalu penuh, ya. Biasanya biar semangatnya terjaga terus mesti ada secangkir kopi. Tapi, jangan lupa – sarapan penuh nutrisi dulu ya!

Bicara soal sarapan, makan siang, snacking, sampai makan malam – tentu kita mesti aware dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh kita. Apalagi untuk anak kita, nih. Secara teori, ada yang perlu kita ketahui dengan seksama. Begitu juga untuk penerapannya.

Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai tujuan, dan salah satu yang fundamental adalah mengatasi stunting.

Istilah ini cukup jadi momok yang mengerikan lho, Parents. Stunting menjadi ancaman tersendiri untuk anak-anak kita, terutama untuk tumbuh kembangnya. Stunting punya efek domino yang begitu berpengaruh.

Insightful article yang ditulis oleh Tantri Lilis Nareswari – dosen di Institut Teknologi Sumatera – di The Conversation layak untuk diamplifikasi.

Data dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2022 lalu menyatakan angka stunting di Indonesia mencapai 21,6%. Angka ini nomor kedua tertinggi di ASEAN setelah Timor Leste. Walau demikian, berita baiknya adalah angka ini relatif turun dari tahun ke tahun.

Efek Domino Dari Stunting

Stunting secara general didefinisikan sebagai pertumbuhan yang terbatas. Artinya, pada tumbuh kembang balita, status gizi balita tersebut memiliki tinggi dan panjang badan kurang dari standar sesuai dengan umurnya.

Salah satu dampak panjang atau efek domino yang dibawa oleh stunting untuk tumbuh kembang balita adalah penurunan kinerja dan perkembangan kognitif. Dampak ini begitu besar ke depannya, sehingga stunting layak untuk jadi hal yang harus diperhatikan dan dieksekusi dengan seksama.

Parents, perlu kita ketahui bersama, nih – bahwasanya penurunan kinerja dan perkembangan kognitif cenderung menurunkan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, lalu hal ini akan berkelanjutan dengan menurunkan kesempatan untuk mendapat pekerjaan serta pendapatan yang layak.

Alhasil, ketika rantai ini terjadi – kemungkinan untuk diputus cenderung kecil, sehingga perlu intervensi dari pihak luar. Pemerintah, sudah berupaya sedemikian rupa untuk mengekseskusi isu sosial ini, di mana kita semua paham, efek domino ini pun lama-kelamaan akan berpengaruh ke kemajuan sebuah negara.

Jika Ditelisik Apa Penyebabnya…

Tentu kita jadi semakin penasaran ya Parents – bagaimana stunting ini memberi dampak yang kurang baik bagi sebuah generasi.

Sehingga, perlu kita telisik atau cari tahu lebih dalam soal apa penyebabnya. Sebelum melihat ke objek seperti balita, toddler, atau remaja – Satu objek yang begitu fundamental adalah sosok ibu.

Kondisi ibu saat sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan adalah fase-fase di mana probabilitas stunting bisa dilihat dan diukur. Ibu yang kurang gizi, selain dari asupan makanan yang tidak lengkap untuk kondisi tubuhnya – ada faktor eksternal yang perlu juga diperhatikan. Seperti kondisi pendidikan, ekonomi-sosial-budaya, infrastruktur kesehatan di tempat tinggalnya – dan masih banyak lainnya lagi.

Jadi, setidaknya sekarang kita bisa dapat satu insight yang menarik – bahwasanya stunting adalah masalah yang begitu kompleks. Kompleksitasnya perlu dibedah satu-persatunya untuk memperbaiki segala kondisi.

Malnutrisi pada ibu adalah salah satu akar kondisi stunting yang cenderung berkelanjutan. Sehingga, perlu adanya pendampingan yang edukatif agar akar permasalahan ini bisa diatasi.

Cara Paling Sederhana Untuk Sekarang Ini…

Penetrasi internet di Indonesia sudah semakin tajam, sehingga akses informasi bisa dilakukan di hampir semua tempat. Sehingga, salah satu cara paling sederhana untuk sekarang ini – setidaknya – untuk menurunkan probabilitas stunting pada generasi muda adalah mengedukasi diri. Menggali informasi, saling cross-check data, bertanya pada ahli – adalah beberapa hal yang bisa dilakukan sekarang ini.

Harapannya adalah setidaknya ada langkah untuk meminimalisir angka stunting, dan hal ini bisa dimulai dari lingkup keluarga. Keluarga adalah lingkup sosial di layer paling pertama, sehingga anggota keluarga bisa saling bantu-membantu untuk mencegah atau setidaknya menurunkan efek domino yang dibawa oleh stunting.

Parents, kita sudah paham nih bahwasanya stunting adalah masalah yang mempunyai kompleksivitas tinggi. Terlebih dengan efek domino yang begitu mengancam generasi muda. Saling bantu-membantu adalah langkah fundamental bernurani yang bisa dilakukan, oleh siapapun.

Posting Komentar

0 Komentar