BISNIS

Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga Menurut Psikolog

 


ibu rumah tangga memang gak semudah itu, ya. Apalagi kalau gak berpenghasilan, tugas utamanya mengurus rumah, keluarga, dan anak bikin ibu rumah tangga punya tantangan kesehatan mental yang cukup berbeda.

Istri memang lebih rentan stres daripada lelaki atau suami. Terutama yang menjalani peran sebagai ibu rumah tangga, tanggung jawab penuh mengurus keluarga dan tempat tinggal membuatnya rentan stres dan tertekan.

Hal itu diungkapkan oleh Audrey Susanto, Psikolog Anak dan Keluarga, menurutnya terdapat tiga isu kesehatan mental yang melekat pada ibu rumah tangga (IRT). Apa saja?

Kesepian

Merasa sepi sendiri, hanya dengar suara tangisan bayi, atau mungkin teriakan, “Ibu, ibu!” yang selalu terngiang-ngiang dalam kepala. Belum lagi kalau jauh dari suami alias long distance marriage, rasa sepi sudah menjadi teman sehari-hari seorang IRT.

Masalah kecemasan dan depresi

Dimulai dari overthinking, bisa tentang polusi udara, kesehatan anak, atau bahkan hal-hal yang belum terjadi. Padahal belum kejadian, tapi sudah “sibuk” memikirkannya. Misalnya, anak gak mau makan, langsung kepikiran tumbuh kembangnya bisa terlambat. Apalagi kalau support system kurang memadai, sehingga depresi pun rentan dialami IRT.

Masalah anger management

Melihat anak tantrum, eh ibunya pun ikut tantrum, atau istilah sekarangnya “ngereog”. Kewalahan bisa bikin IRT sulit mengelola emosi, terutama rasa marah, bisa-bisa pelampiasannya dengan cara gak sehat, atau bahkan malah ditumpahkan ke anak.

Parents, kalau kamu merasakan salah satu atau bahkan ketiganya, segera cari bantuan ke orang terdekat atau profesional seperti psikolog, ya. Jangan sampai hal itu berlarut dan mempengaruhi keseharian kamu sebagai IRT.

Just so you know, you’ve done your best and it’s okay to not be okay, sometimes. Tetap semangat ya, Bu!

Posting Komentar

0 Komentar