BISNIS

Cara Memahami Kebutuhan Bayi Melalui Tangisannya

 


menjadi orang tua yang memiliki bayi baru lahir memang sangat menantang, terutama saat belajar memahami apa kebutuhan bayi berdasarkan bahasa tubuhnya. 

Tentunya, bayi baru lahir belum memiliki banyak kemampuan, maka ia mengomunikasikan kebutuhan dan keinginannya melalui tangisan. Menangis adalah bahasa universal bayi untuk semua hal yang diinginkannya. 

Menurut dr. Shela P. Sundawa, Sp.A, kalau kita jeli tangisan bayi bisa berbeda-beda tergantung keinginannya. Apa saja arti tangisan bayi yang perlu kita pahami?

Menangis karena lapar 

Sebenarnya bayi gak langsung menangis ketika merasa lapar. Ia terlebih dulu menunjukkan gerakan mencari puting dengan menolehkan kepala atau memasukan jari ke mulut. Kalau sudah begitu tapi tetap belum disusui, maka bayi akan menangis. 

Merasa tidak nyaman 

Biasanya tangisan ini terjadi karena popoknya mula kotor. Awalnya bayi akan mencoba mendorong pantatnya untuk menjauhi popok kotornya itu. Isyarat ini akan diikuti dengan tangisan pendek dan intensitas rendah. 

Tanda mengantuk dan ingin tidur 

Saat mengantuk awalnya bayi akan terdiam terlihat seperti menerawang ke titik yang jauh, ia juga akan menghindari interaksi. Saat makin mengantuk ia akan menguap & mengucek mata. Jika tak kunjung ditidurkan bayi akan menangis histeris.

Menangis karena merasa nyeri 

Sama halnya seperti orang dewasa, bayi akan menunjukkan rasa sakit dengan menjerit melalui tangisannya. Biasanya tangisan ini khas dengan mendadak nada tinggi persis seperti menjerit. 

Dr. Shela menambahkan, tangisan bayi akan berbeda berdasarkan pemicunya. Tetapi kalau dibiarkan menangis tanpa diatasi sesuai masalah, maka tangisannya akan sama bernada tinggi dan kencang. Kalau sudah seperti ini akan lebih sulit mengidentifikasi penyebabnya. 

Kalau tangisannya sudah sulit diidentifikasi, paling pertama kita lakukan adalah menenangkan bayi terlebih dahulu sambil perlahan mencari tahu sebabnya. 

“Buka popoknya, ingat-ingat kapan terakhir diberi minum, ingat lagi waktu tidurnya, dan seterusnya,” tutup dr Shela. 


Posting Komentar

0 Komentar