BISNIS

Backpacker ke Desa Wisata Pulau Tunda di Utara Teluk Banten

 


Perjalanan pelesiran (backpacker) selama 3 hari 2 malam ke Desa Wisata Pulau Tunda di Desa Wargasara Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang memberikan pengalaman berkesan bagi kami sekeluarga.

Lokasi Desa Wisata Pulau Tunda terbilang sangat strategis sebagai destinasi tujuan wisata lantaran aksesnya tidak jauh dari Kota Serang, ibu kota Provinsi Banten.

Perjalanan dari darat ke laut berawal dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu Kecamatan Kasemen Kota Serang. Disini kami menyaksikan keramaian Dermaga Karangantu yang dipenuhi kapal jala - penangkap ikan - modern, kapal motor penumpang, dan perahu nelayan hilir mudik disekitar pelabuhan.

Di seputar pelabuhan terlihat rimbunan hijau pohon mangrove yang membentang disepanjang Pantai Gope. Tak jauh dari situ banyak aktivitas warga maupun wisatawan yang sedang santai sambil memancing ikan di pinggir pantai.

Sepanjang perjalanan laut dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu Kecamatan Kasemen Kota Serang menuju Pulau Tunda, kami disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Ombak laut biru yang tenang mengiringi pelayaran kami selama 2 jam mencapai Pulau Tunda. Disana kami bermalam di Homstay Cemara tempat penginapan yang dikelola pelaku wisata lokal.

Suasana Dermaga Pulau Tunda / Foto Dokumentasi Pribadi / Suasana Dermaga Pulau Tunda / Foto Dokumentasi Pribadi / Ade Setiawan Keesokan harinya, dari pagi mulai matahari terbit, kami sekeluarga menjelajah wilayah Pulau Tunda, hingga matahari terbenam.

Ragam pesona wisata serpihan mutiara di Utara Teluk Banten ini memiliki potensi wisata alam lengkap berupa wisata bahari, wisata pulau, dan wisata budaya.

Nah, Wisata alam bahari menjadi daya tarik utama yang dapat dinikmati oleh wisatawan adalah ekowisata alam bawah laut seperti snorkeling, diving, memancing ikan di perairan laut Pulau Tunda dimana tumbuh dan berkembang terumbu karang yang masih lestari sebagai habitat ikan.

Sedang wisata alam pulau yang tak kalah menariknya yakni aktivitas susur pantai, jungle trekking, dan wisata edukasi konservasi terumbu karang, serta penanaman mangrove sebagai bagian dari pariwisata berkelanjutan

Adapun wisata budaya yang dapat kita saksikan yakni bagaimana kearifan lokal warga setempat dan ekosistem laut saling menghidupi. Pulau Tunda memiliki potensi kekayaan alam yang berlimpah dan masih terjaga dari kekayaan laut hingga darat yang perlu terus dilestarikan.

Desa wisata Pulau Tunda dikelola oleh warga lokal - mayoritas pemuda - yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jala Tunda yang didukung organisasi kemasyarakatan (Ormas) setempat diantaranya Pemuda Karang Taruna, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kelompok Tani Nelayan (KTN) Mitra Bahari. Serta pelibatan perangkat desa (RT, RW, BPD, Lurah), tokoh masyarakat (Toma) dan tokoh agama (Toag) dalam pembinaan pengelolaan desa wisata.

Pokdarwis Jala Tunda juga berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dalam bentuk pelatihan SDM pariwisata, dan mendapatkan hibah bantuan fisik dari Dinas Pariwisata Provinsi Banten seperti landmark Pulau Tunda, dan fasilitas lainnya. Serta melakukan kemitraan dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), dan Forum Komunikasi Pokdarwis Kabupaten Serang.


 

Di Desa Wisata Pulau Tunda warga lokal sudah menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan yang komitmen menjaga Ekosistem Terumbu Karang, Biota Rumput Laut, dan Habitat Pohon Mangrove. Tersebab Itulah air tanah di Pulau Tunda tetap berasa tawar. Tidak Asin. Hal itu lantaran air laut yang akan masuk kedalam pulau terserap terlebih dahulu oleh ketiga komponen tersebut.

Disini akses listrik memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan penerangan masih terbatas hanya beroperasi 12 jam sehari mulai jam 6 malam sampai jam 6 pagi. Oleh karena itu suasana kehidupan pagi hingga sore hari di Pulau Tunda terasa tenang, cocok untuk yang mau healing.

Posting Komentar

0 Komentar