BISNIS

Aset Bisnis: Gambaran Umum dan Metode Penilaian

 


Apa itu Aset Bisnis?

Aset bisnis adalah item nilai yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Aset bisnis mencakup banyak kategori. Barang tersebut dapat berupa barang fisik dan berwujud, seperti kendaraan, real estat, komputer, perabot kantor, dan perlengkapan lainnya, atau barang tidak berwujud, seperti kekayaan intelektual.


HAL-HAL YANG UTAMA

Aset bisnis adalah properti atau peralatan yang dibeli secara eksklusif atau terutama untuk penggunaan bisnis. Barang tersebut juga dapat berupa barang tidak berwujud, seperti kekayaan intelektual.

Aset bisnis dirinci dan dinilai di neraca. Mereka dicantumkan berdasarkan biaya historis dan dalam urutan likuiditas.

Sebagian besar aset bisnis dapat dihapuskan dan disusutkan atau dibebankan berdasarkan pasal 179 pada tahun pembelian.

Aset bisnis dibagi menjadi dua bagian: aset lancar dan aset tidak lancar.

Nilai aset usaha dapat ditentukan oleh penilai.

Bagaimana Aset Bisnis Bekerja

Aset bisnis dirinci dan dinilai pada neraca, yang dapat ditemukan dalam laporan tahunan perusahaan. Mereka dicatat berdasarkan biaya historis, bukan nilai pasar, dan muncul di neraca sebagai item kepemilikan.

Sebagian besar aset bisnis dapat dihapuskan (dianggap sebagai beban pada laporan laba rugi) baik sebagai satu beban besar pada tahun pembelian, atau dengan disusutkan, yaitu proses penyebaran biaya suatu aset dari waktu ke waktu. Beberapa aset yang besar dan mahal mungkin memenuhi syarat untuk dibebankan seluruhnya pada tahun pembelian berdasarkan pasal 179.

Aset diurutkan berdasarkan likuiditas, yaitu kemudahan untuk membeli atau menjualnya dengan cepat di pasar tanpa mempengaruhi harganya.

  Akuntansi aset bisnis bisa dibilang salah satu pekerjaan terpenting dalam manajemen perusahaan. Rasio keuangan yang disebut laba atas aset bersih (RONA) digunakan oleh investor untuk menentukan seberapa efektif perusahaan menggunakan asetnya.

Pertimbangan Khusus

Aset Lancar Vs. Aset tidak lancar

Aset bisnis dibagi menjadi dua bagian di neraca: aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar adalah aset bisnis yang akan diubah menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun, seperti surat berharga, uang tunai, persediaan, dan piutang (hutang kepada suatu perusahaan oleh pelanggannya atas barang atau jasa yang telah diserahkan atau digunakan tetapi belum dibayar. ) Aset tersebut mungkin hanya bernilai sementara, namun tetap diperlakukan sebagai aset bisnis.

Sebaliknya, aset tidak lancar, atau aset jangka panjang, adalah aset kurang likuid yang diharapkan dapat memberikan nilai selama lebih dari satu tahun. Dengan kata lain, perusahaan tidak bermaksud menjual atau mengkonversi aset tersebut pada tahun berjalan. Aset tidak lancar umumnya disebut sebagai aset yang dikapitalisasi karena biayanya dikapitalisasi dan dibebankan selama umur aset dalam proses yang disebut penyusutan. Ini termasuk barang-barang seperti properti, bangunan, dan peralatan.


Penyusutan dan Amortisasi Aset Usaha

Aset bisnis berwujud atau fisik disusutkan, sedangkan aset bisnis tidak berwujud diamortisasi, proses penyebaran biaya aset tidak berwujud selama masa manfaatnya. Ketika bisnis mengamortisasi dan mendepresiasi biaya, mereka membantu mengaitkan biaya suatu aset dengan pendapatan yang dihasilkannya.

Penyusutan dihitung dengan mengurangkan nilai sisa atau nilai jual kembali aset dari biaya aslinya. Selisih antara harga perolehan aset dan nilai sisa dibagi dengan masa manfaat aset tersebut. Jika sebuah truk mempunyai masa manfaat 10 tahun, biaya $100.000, dan memiliki nilai sisa $10.000, biaya penyusutan dihitung sebesar $100.000 dikurangi $10.000 dibagi 10, atau $9.000 per tahun. Dengan kata lain, alih-alih menghapus seluruh jumlah aset, aset bisnis yang dikapitalisasi hanya dibebankan sebagian kecil dari biaya penuh setiap tahunnya.


Menilai Aset Bisnis

Nilai aset bisnis bervariasi dan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Banyak aset berwujud yang ada saat ini, seperti kendaraan, komputer, dan peralatan mesin cenderung menua dan beberapa bahkan mungkin menjadi usang seiring dengan diperkenalkannya teknologi baru dan lebih efisien.

Ketika perusahaan ingin menggunakan suatu aset sebagai jaminan atau untuk membenarkan pengurangan penyusutan, mereka dapat menilai aset tersebut oleh penilai.

Posting Komentar

0 Komentar